Selasa, 18 Maret 2014

Sumber Daya Manusia

ARTIKEL ILMIAH
SUMBER DAYA MANUSIA

logo_gunadarma.jpg (800×797)


Disusun Oleh:
Nama / NPM        : 1. Andrian Kusumawardhana           / 30411816
                               2. Andri Ramadhan                          / 30411808
                               3. Handoko Wijaya                          / 33411184
                               4. Rizky Meiliatama Badyah              / 36411388
Kelompok            : 10 (Sepuluh)
Kelas                    : 3ID02






JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014




BAB I
PENDAHULUAN


Setiap perusahaan selalu berlomba-lomba mengembangkan sumber daya manusia agar sesuai dengan keinginannya untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Sumber daya manusia yang baik biasanya memiliki produktivitas kerja yang baik, memiliki sikap tekun, disiplin, terampil, terdidik, kreatif, pekerja keras, kuat secara fisik atau mental, serta setia terhadap tujuan perusahaan.
Sumber daya manusia yang tidak memiliki kelebihan khusus bagi perusahaan dapat mengakibatkan seluruh sistem dalam organisasi akan terganggu. Salah satu contohnya adalah dalam bidang produksi barang pada suatu pabrik. Jika sumber daya manusia yang dihasilkan memiliki tingkat keterampilan dan produktivitas yang kurang memuaskan, maka akan menghambat proses dalam arti tidak sesuai dengan target pabrik yang telah ditentukan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh salah satu faktor, yaitu kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam segi materi atau ilmu maupun teknologi yang tersedia.
Sumber daya manusia perlu dikelola, karena menjadi hal yang cukup penting bagi perusahaan atau organisasi yang sedang memulai suatu usaha. Dalam sebuah organisasi, setiap anggota atau individu dapat memenuhi sebagian dari kebutuhannya, salah satunya yaitu menampakkan harga diri dan status sosialnya. Oleh karena itu, sumber daya manusia menjadi pembahasan pada artikel ilmiah yang dijelaskan dengan detail. Harapannya agar sumber daya setiap perusahaan maupun organisasi dapat terkelola dengan baik dan dapat berguna untuk masyarakat yang membutuhkan, terutama dari segi solusi pengembangannya.






BAB II
PEMBAHASAN


2.1       Pengertian Sumber Daya Manusia
     Menurut Nawawi (2001) ada tiga pengertian Sumber daya manusia yaitu :
1.      Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan).
2.  Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.
3.  Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat mewujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia adalah suatu proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi (lembaga). Disamping itu, manusia adalah makhluk Tuhan yang kompleks dan unik serta diciptakan dalam integrasi dua substansi yang tidak berdiri sendiri yaitu tubuh ( fisik/ jasmani) sebagai unsur materi, dan jiwa yang bersifat non materi. Hubungan kerja yang paling intensif dilingkungan organisasi adalah antara pemimpin dengan para pekerja (staf) yang ada di bawahnya. Hubungan kerja semakin penting artinya dalam usaha organisasi mewujudkan eksistensinya dilingkungan tugas yang lebih luas dan kompetetif pada masa yang akan datang.
Sumber daya manusia memiliki keinginan, harga diri, pikiran, hak asasi, ingin dihormati dan lain-lain. Oleh karena itu sumber daya manusia harus diperlakukan sama secara hati-hati dan penuh kearifan. Sumber daya manusia adalah ujung tombak pelayanan, sangat diandalkan untuk memenuhi standar mutu yang diinginkan oleh wajib pajak dan wajib retribusi. Untuk mencapai standar mutu tersebut, maka harus diciptakan situasi yang mendukung pelayanan yang memuaskan wajib pajak dan wajib retribusi.
Upaya - upaya manusia itu bukan sesuatu yang statis, tetapi terus berkembang dan berubah, seirama dengan dinamika kehidupan manusia, yang berlangsung dalam kebersamaan sebagai suatu masyarakat. Oleh karena itu salah satu situasi yang mendukung adalah seluruh peraturan pengelolaan sumber daya manusia yang berdampak pada perlakuan yang sama kepada pegawai.Pada dasarnya kebutuhan umum yang dituntut oleh manusia terdiri dari dua macam, yaitu kebutuhan material dan kebutuhan spritual. Pembagian kebutuhan seperti ini terlalu umum untuk dijadikan pedoman dalam memotivasi bawahan.

2.2       Lima Tingkatan Kebutuhan Manusia
Oleh karena itu, Maslow (dalam Siagian, 1981) menyebutkan 5 tingkatan kebutuhan manusia, yang secara umum dapat dijelaskan sebagi berikut :
1.        Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs), yang termasuk dalam kebutuhan ini, misalnya sandang, pangan, papan, dan tempat berlindung. Kebutuhan ini termasuk kebutuhan primer dan mendesak sifatnya.Untuk itu seorang pimpinan yang ingin insruksi dan perintahnya dilaksanakan hendaknya dapat memenuhi kebutuhan tersebut
2.        Kebutuhan Keamanan (Safety Needs), yang termasuk dalam kebutuhan ini, misalnya kebutuhan akan keamanan jiwa terutama dalam jam-jam kerja.Kebutuhan akan keamanan kantor ditempat kerja,termasuk jaminan hari tua
3.        Kebutuhan social (Social Needs), yang termasuk pada tingkatan kebutuhan ini, misalnya kebutuhan untuk dihormati, kebutuhan untuk bisa diterima dilingkungan kerja, keinginan untuk maju dan tidak ingin gagal, kebutuhan akan perasaan untuk turut serta memajukan organisasi.
4.        Kebutuhan Prestise (Esteem Needs). Pada umumnya pegawai akan mempunyai prestise setelah mempunyai prestasi. Dengan demikian prestasi pegawai perlu diperhatikan oleh pimpinan organisasi. Biasanya, pegawai yang telah mempunyai prestasi yang lebih tinggi akan terus berupaya untuk meningkatkan prestasinya secara maksimal
5.        Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (Self Actualization). Setiap karyawan pasti ingin mengembangkan kapasitas kerjanya secara optimal, misalnya melalui pendidikan latihan, seminar, dan sebagainya. Kebutuhan-kebutuhan untuk mengembangkan kapasitas kerja tersebut perlu mendapatkan perhatian pimpinan.

2.3       Kasus yang Berkaitan dengan Sumber Daya Manusia
Zaman globalisasi memiliki banyak tantangan dan harus siap untuk memperbaiki diri serta peningkatan sumber daya manusia atau SDM di dalamnya, serta peningkatan kualitas perusahaannya. Berikut pembahasan kasus yang berkaitan dengan sumber daya manusia.
Kasus sumber daya manusia khususnya di Indonesia tidak terlepas dari faktor dalam reformasi ekonomi, yaitu bagaimana menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta memiliki daya saing yang tinggi dalam persaingan global. Dalam kaitan tersebut, terdapat dua hal penting yang menyangkut kondisi sumber daya manusia, antara lain tingkat pendidikan angkatan kerja yang relatif rendah, sehingga kurangnya keterampilan dan pengetahuan lainnya agar sesuai dengan tujuan perusahaan. Hal yang kedua yaitu ketidakseimbangan jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja, disebabkan oleh besarnya jumlah penduduk yang saling berlomba-lomba membutuhkan pekerjaan.
Hubungannya dengan ekonomi adalah lemahnya dunia usaha yang disebabkan krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi menyebabkan timbulnya dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di indonesia. Hal tersebut dapat disebabkan ketidakmampuan dalam menciptakan daya dukung kemampuan mahasiswa dalam berwirausaha.
Berdasarkan kasus diatas, dibuktikan bahwa terlihat banyak hambatan yang menjadi alasan tingginya jumlah pengangguran, antara lain kurikulum sekolah yang tidak mendukung sesuai standar dan pasar kerja yang tidak mampu bersaing yang disebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Maka dari itu, diperlukan peningkatan sumber daya manusia dimulai dari bangku sekolah dengan meningkatkan standar kompetensi, meningkatkan mutu pendidikan di perguruan tinggi dengan memberikan kemampuan wirausaha menyesuaikan sesuai perkembangan zaman. Selain itu, memperbesar balai pelatihan khusus untuk angkatan kerja yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, dengan tujuan agar menghasilkan sumber daya yang kreatif, terampil dan berkualitas di perusahaan, serta perluasan lapangan kerja untuk mendukung dan mencapai tujuan perusahaan.







DAFTAR PUSTAKA



Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.